BAB I
PENDAHAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan
yang memiki lebih dari 17.000 pulau dengan total wilayah 735.355 mil persegi. Selain
luas wilayahnya yang sangat besar Indonesia juga menempati peringkat keempat
dari 10 negara dengan populasi terbesar di dunia (sekitar 220 juta jiwa). Dengan
adanya kedua faktor tersebut maka akan sangat sulit untuk menghubungkan satu
wilayah dengan wilayah yang lain tanpa adanya suatu sarana transportasi yang
memadai.
Sarana transportasi yang ada di
darat, laut, maupun udara memegang peranan vital dalam aspek sosial ekonomi
melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain.
Distribusi barang, manusia, dll. akan menjadi lebih mudah dan cepat bila sarana
transportasi yang ada berfungsi sebagaimana mestinya sehingga transportasi
dapat menjadi salah satu sarana untuk mengintegrasikan berbagai wilayah di
Indonesia. Melalui transportasi penduduk antara wilayah satu dengan wilayah
lainya dapat ikut merasakan hasil produksi yang rata maupun hasil pembangunan
yang ada.
Skala ekonomi (economy of scale),
lingkup ekonomi (economy of scope), dan keterkaitan (interconnectedness) harus
tetap menjadi pertimbangan dalam pengembangan transportasi dalam kerangka desentralisasi
dan otonomi daerah yang kerap didengungkan akhir-akhir ini. Ada satu kata kunci
ini disini, yaitu integrasi, di mana berbagai pelayanan transportasi harus
ditata sedemikian rupa sehingga saling terintegrasi, misalnya truk pengangkut
kontainer, kereta api pengangkut barang, pelabuhan peti kemas, dan angkutan
laut peti kemas, semuanya harus terintegrasi dan memungkinkan sistem transfer
yang terus menerus (seamless).
Kebutuhan angkutan bahan-bahan pokok
dan komoditas harus dapat dipenuhi oleh sistem transportasi yang berupa
jaringan jalan, kereta api, serta pelayanan pelabuhan dan bandara yang efisien.
Angkutan udara, darat, dan laut harus saling terintegrasi dalam satu sistem
logistik dan manajemen yang mampu menunjang pembangunan nasional.
Transportasi jika ditilik dari sisi
sosial, merupakan proses afiliasi budaya dimana ketika seseorang melakukan
transportasi dan berpindah menuju daerah lain maka orang tersebut akan menemui
perbedaan budaya dalam bingkai kemajemukan Indonesia. Disamping itu sudut
pandang sosial juga mendeskripsikan bahwa transportasi dan pola-pola
transportasi yang terbentuk juga merupakan perwujudan dari sifat manusia.
Contohnya, pola pergerakan transportasi penduduk akan terjadi secara massal dan
masif ketika mendekati hari raya. Hal ini menunjukkan perwujudan sifat manusia
yang memiliki tendesi untuk kembali ke kampung halaman setelah lama tinggal di
perantauan.
Pada umumnya perkembangan sarana
transportasi di Indonesia berjalan sedikit lebih lambat dibandingkan dengan
negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan regulasi pemerintah masing-masing negara dalam menangani kinerja
sistem transportasi yang ada. Kebanyakan dari Negara maju menganggap
pembangunan transportasi merupakan bagian yang integral dari pembangunan
perekonomian. Pembangunan berbagai sarana dan prasarana transportasi seperti
halnya dermaga, pelabuhan, bandara, dan jalan rel dapat menimbulkan efek
ekonomi berganda (multiplier effect) yang cukup besar, baik dalam hal penyediaan
lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi dan investasi dalam perekonomian
lokal dan regional.
Sektor transportasi dikenal sebagai
salah satu mata rantai jaringan distribusi barang dan penumpang telah
berkembang sangat dinamis serta berperan didalam menunjang pembangunan politik,
ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan
mencerminkan pertumbuhan ekonomi secara langsung sehingga transportasi
mempunyai peranan yang penting dan strategis. Keberhasilan sektor transportasi
dapat dilihat dari kemampuannya dalam menunjang serta mendorong peningkatan
ekonomi nasional, regional dan lokal, stabilitas politik termasuk mewujudkan
nilai-nilai sosial dan budaya yang diindikasikan melalui berbagai indikator
transportasi antara lain: kapasitas, kualitas pelayanan, aksesibilitas
keterjangkauan, beban publik dan utilisasi.
B.
Rumuan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan
diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apakah
yang dimaksud dengan transportasi?
2. Apa
sajakah manfaat yang diperoleh dari transportasi?
3. Apa
sajakah unsur-unsur yang ada pada transportasi?
4. Apakah
tujuan dari adanya transportasi?
5. Apa
sajakah macam-macam transportasi yang ada di Indonesia?
6. Bagaimanakah
Tahap Perkembangan Transportasi di Indonesia?
7. Bagaimanakah
peran manajemen angkutan atau traffic management?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk
mengetaui secara umum tentang manfaat, unsure, dan tujuan dari adanya
transportasi.
2. Untuk
menambah wawasan kita mengenai perkembangan transportasi di Indonesiaa saat ini.
3. Untuk
mengetahui peran dari manajemen angkutan.
4. Sebagai
tugas uji kompetensi pada mata kuliah “Manajemen Transportasi”.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Transportasi
Menurut para ahli, transportasi memiliki berbagai
macam pengertian, definisi tersebut antara lain :
v Menurut
Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau mengangkut sesuatu dari
satu tempat ke tempat yang lain.
v Menurut
Bowersox (1981), transportasi adalah perpindahan barang atau penumpang dari
suatu lokasi ke lokasi lain, dengan produk yang digerakkan atau dipindahkan ke
lokasi yang membutuhkan atau menginginkan.
v Menurut
Teenbrink transportasi adalah sebagai perpindahan orang atau barang menggunakan
kendaraan atau lainnya, diantara tempat-tempat yang dipisah secara geografis.
v Menurut
Papacostas (1987), transportasi didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri
dari fasilitas tertentu beserta arus dan sistem control yang memungkinkan orang
atau barang dapat berpindah dari suatu temapat ke tempat lain secara efisien
dalam setiap waktu untuk mendukung aktivitas manusia.
v Menurut
Warpani (2002), transportasi atau perangkutan adalah kegiatan perpindahan orang
dan barang dari satu tempat (asal) ke tempat lain (tujuan) dengan menggunakan
sarana (kendaraan)
v Menurut
Abbas Salim (1993), transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan
penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dimana dalam transportasi terdapat
dua unsur penting yaitu:
1. Pemindahan/pergerakan.
2. Secara
fisik tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke tempat lain.
Dalam transportasi terdapat dua kategori penting :
1. Pemindahan
bahan-bahan dan hasil produksi dengan menggunakan alat angkut
2. Mengangkut
penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.
v Menurut
Rustian Kamaludin (1986), bahwa transportasi adalah mengangkut atau membawa
sesuatu barang dari suatu tempat ke tempat lainnya atau dengan kata lain yaitu
merupakan suatu pergerakan pemindahan barang–barang atau orang dari suatu
tempat ke tempat yang lain.
Sehingga dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
transportasi adalah perpindahan barang/orang dari suatu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan alat/moda transportasi.
B.
Manfaat
Transportasi
Manfaat
dari adanya transportasi dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:
1. Nilai guna tempat (Place Utility)
Kenaikan
atau tambahan nilai ekonomi atau nilai guna dari suatu barang atau komoditi
yang diciptakan dan mengangkutnya dari suatu tempat ke tempat lainnya yang mempunyai nilai
kegunaan yang lebih kecil, ke tempat atau daerah dimana barang tersebut
mempunyai nilai kegunaan yang lebih besar yang biasanya diukur dengan uang
(interens of money)
2. Nilai
guna waktu (Time Utility)
Kesanggupan
dari barang untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan menyediakan barang-barang,
tidak hanya dimana mereka membutuhkan, tetapi dimana mereka perlukan.
C.
Unsur-unsur
Transportasi
Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan
manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya, hal ini terlihat dari adanya
unsur-unsur dari transportasi, yaitu :
1) Adanya
muatan yang diangkut.
2) Tersedianya
kendaraan sebagai alat angkut.
3) Adanya
jalan yang dapat dilalui oleh alat angkut tersebut.
4) Ada
muatan yang diangkut
5) Ada
terminal asal dan terminal tujuan
6) Sumber
daya manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakkan kegiatan
transportasi tersebut.
D.
Tujuan
Transportasi
Pemindahan barang dan manusia dengan angkutan adalah
untuk bertujuan menaikkan atau menciptakan nilai ekonomi dari suatu barang,
dengan demikian pengangkutan dilakukan karena nilai suatu barang lebih tinggi
di tempat tujuan dari pada tempat asalnya.
E.
Macam-macam
Transportasi di Indonesia
Secara
umum, transportasi di Indonesia dibedakan dalam beberpa jenis yaitu:
1. Transportasi
darat
Transportasi darat memiliki sarana dan prasarana
sebagai berikut:
Ø Sarana
Transportasi darat:
a. Sarana
Angkutan Jalan Raya
Angkutan Jalan
adalah kendaraan yang diperbolehkan untuk menggunakan jalan. Angkutan jalan ini
diantaranya adalah :
1. Sepeda
Motor, adalah kendaraan bermotor beroda 2 (dua), atau 3 (tiga).
2. Mobil
Penumpang, adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak-banyaknya
8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan
maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
3. Mobil
Bus, adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan)
tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa
perlengkapan pengangkutan bagasi.
4. Mobil Barang, adalah setiap kendaraan bermotor
selain dari yang termasuk dalam sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus.
Angkutan darat selain mobil, bus ataupun sepeda
motor yang lazim digunakan oleh masyarakat, umumnya digunakan untuk skala
kecil, rekreasi, ataupun sarana sarana di perkampungan baik di kota maupun di
desa. Diantaranya adalah : sepeda, becak, bajaj, bemo dan delman.
b. Sarana
Angkutan Kereta Api :
Kereta api
adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan
sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang
bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya
terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri)
dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya).
Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif besar sehingga mampu
memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai
angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara
maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota,
antarkota, maupun antar negara.
Ø Prasarana
Transportasi Darat :
Jalan dan Jembatan, adalah prasarana transportasi darat yang
meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya
yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan
air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Rel Kereta, digunakan pada jalur kereta
api. Rel mengarahkan/memandu kereta api tanpa memerlukan pengendalian. Rel
merupakan dua batang rel kaku yang sama panjang dipasang pada bantalan sebagai
dasar landasan. Rel-rel tersebut diikat pada bantalan dengan menggunakan paku
rel, sekrup, penambat, atau penambat e (seperti penambat Pandrol).
Jenis penambat yang digunakan
bergantung kepada jenis bantalan yang digunakan. Puku ulir atau paku penambat
digunakan pada bantalan kayu, sedangkan penambat e digunakan untuk bantalan
beton atau semen.
Rel biasanya dipasang di atas badan
jalan yang dilapis dengan batu kericak atau dikenal sebagai Balast. Balast
berfungsi pada rel kereta api untuk meredam getaran dan lenturan rel akibat
beratnya kereta api. Untuk menyeberangi jembatan, digunakan bantalan kayu yang
lebih elastis ketimbang bantalan beton.
2. Transportasi
Laut
Transportasi
laut memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut:
Ø Sarana
transportasi laut
a. Kapal,
adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai dsb) seperti
halnya sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal biasanya cukup besar untuk
membawa perahu kecil seperti sekoci. Sedangkan dalam istilah inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar dan boat yang lebih
kecil. Berabad-abad lamanya kapal digunakan oleh manusia untuk mengarungi
sungai atau lautan.
b. Feri,
adalah sebuah sebuah kapal transportasi jarak dekat. Feri mempunyai peranan
penting dalam sistem pengangkutan bagi banyak kota pesisir pantai, membuat
transit langsung antar kedua tujuan dengan biaya lebih kecil dibandingkan
jembatan atau terowong.
c. Sampan
(bahasa Tionghoa) adalah sebuah perahu kayu tiongkok yang memiliki dasar yang
relatif datar, dengan ukuran sekitar 3,5 hingga 4,5 meter yang digunakan
sebagai alat transportasi sungai dan danau atau menangkap ikan. Sampan dapat
mengangkut penumpang 2 – 8 orang,
tergantung ukuran sampan. Sampan ada kalanya memiliki atap kecil dan dapat
digunakan sebagai tempat tinggal permanen di perairan dekat darat. Sampan
biasanya tidak digunakan untuk berlayar jauh dari daratan karena jenis perahu
ini tidak memiliki perlengkapan untuk menghadapi cuaca yang buruk.
Ø Prasarana
Transportasi Laut :
Pelabuhan adalah sebuah fasilitas
di ujung samudera, sungai atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya.
Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan
membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga
disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan. Sering
pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan
pemrosesan barang.
Kata pelabuhan laut digunakan untuk
pelabuhan yang menangani kapal-kapal laut. Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan
yang digunakan untuk berlabuhnya kapal-kapal penangkap ikan serta menjadi
tempat distribusi maupun pasar ikan. Klasifikasi pelabuhan perikanan ada 3,
yaitu: Pelabuhan Perikanan Pantai, Pelabuhan Perikanan Nusantara, dan Pelabuhan
Perikanan Samudera.
Di bawah ini hal-hal yang penting agar pelabuhan
dapat berfungsi :
1. Adanya
kanal-kanal laut yang cukup dalam (minimum 12 meter)
2. Perlindungan
dari angin, ombak, dan petir
3. Akses
ke transportasi penghubung seperti kereta api dan truk
4. Galangan
kapal, sebuah tempat yang dirancang untuk memperbaiki dan membuat kapal.
Kapal-kapal ini dapat berupa yacht, armada militer, cruisine line, pesawat
barang atau penumpang.
3. Transportasi
Udara
Transportasi udara memiliki sarana dan prasarana
sebagai berikut:
Ø Sarana
Transportasi Udara :
Pesawat
terbang atau pesawat udara atau kapal terbang atau cukup pesawat saja adalah
kendaraan yang mampu terbang di atmosfir atau udara
Ø Prasarana
Transportasi Udara :
Bandar
udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat
lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki
sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai
fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi
penggunanya.
Menurut
ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu
di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang
diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan,
keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Sedangkan
definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah “lapangan udara,
termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk
menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat
F.
Tahap
Perkembangan Transportasi
Sejak dahulu manusia sudah mengenal transportasi atau
pengangkutan, mulai dengan cara pengangkutan yang sederhana dengan sistem
transportasi barang diatas kepala atau menjunjung atau menggunakan gerobak
barang yang ditarik oleh hewan. Karena adanya perkembangan tingkat peradaban
manusia, kebutuhan akan sarana transprotasi juga meningkat, sehingga
bermunculanlah penemuan-penemuan baru dibidang infra-struktur maupun
suprastruktur transportasi.
Perkembangan teknologi sarana transportasi tersebut berlangsung
secara evolusi melalui beberapa tahapan pertumbahan sebagai berikut:
a. Tahap
immobilitas dan masyarakat tradisional, pada masa ini kegiatan pengangkutan
masih terbatas dan hubungan keluar daerah belum ada. Kehidupan perekonomian
masih tertutup dan kegiatan perdagangan masih belum tumbuh.
b. Tahap
perbaikan sarana transportasi dan pertumbuhan perdagangan, yang ditandai
tumbuhnya kegiatan perdagangan dimasyarakat. Pengangkutan diperlukan untuk
memperluas pemasaran keluar daerah.
c. Tahap
menuju stabilitas dan tingkat hidup yang lebih tinggudicapai setelah dimulainya
atau setelah mekanisasi alat transportasi yang sejalan dengan tumbuhnya
kegiatan industri dimasyarakat.
d. Tahap
motorisasi, hal ini ditandai dengan bertambahnya ketergantungan masyarakat pada
angkutan motor, seperti truk, kapal motor, pesawat terbang dan sebagainya.
Pembangunan jalan raya dan kepelabuhan juga dikembangkan atau diperluas
sehingga masyarakat tidak hanya tergarrtung kepada angkutan lain dan dapat
membuka daerah-daerah baru/ yang sebelumnya tidak terjangkau.
Tahap
peningkatan teknologi motorisasi seperti teknologi penerbangan dan teknologi
kapal-kapal cepat dan sebagainya, merup kan penaklukan perbedaan jarak dan
disertai peningkatan.
G.
Manajemen
Angkutan (Traffic Manajemen)
Traffic dapat didefinisikan pengangkutan penumpang
dan muatan dengan alat angkutan dari suatu tempat ke tempat lain. Angkutan
penumpang (passanger traffic) angkutan penumpang dapat dilihat dari beberapa
segi yaitu :
a) Pengangkutan
penumpang antarkota dengan kendaraan.
b) Alat
pengangkutan yang digunakan adalah bus, mobil, sedan, angkutan kereta api,
angkutan menggunakan kapal laut dan pengangkutan dengan pesawat udara.
c) Selain
itu pengangkutan penumpang penyebaran secara geografis yaitu transmigrasi,
angkutan turis dalam negri dan luar negeri ke daerah daerah.
Angkutan muatan (barang), jumlah muatan yang di
angkut untuk antar kota menggunakan berbagai bagai jenis moda transportasi
antara lain menggunakan kereta api, truk, container (sistem peti kemas) kapal
dan tongkang yang ditarik oleh tugboat.
Barang barang umum yang diangkut dalam jumlah besar
atau partai kecil. Distribusi pengangkutan barang-barang berbeda menurut volume
yang diangkut, pengiriman barang dalam jumlah besar maupun kecil, jarak, berat
dari muatan yang diangkut pun berbeda. Untuk pengangkutan domestik dan
perdagangan internasional ada pola tertentu yang digunakan untuk lalu lintas
muatan (barang). Arus barang dan lembaga penyalur komoditi yang dimanfaatkan
dalam rangka pengiriman barang melalui pengangkutan perlu di analisis mengenai
lalu lintas muatan (traffic).
Analisis
traffic
Tujuan
dari analisis traffic ini adalah :
a. Untuk
menentukan tempat pemasaran dan pemanfaatan angkutan yang tersedia.
b. Bahan
pertimbangan untuk pelayanan, bagi sumber pendapatan dan tarif angkutan.
c. Menentukan
pengaruh dari persaingan sempurna, dalam mengangkut barang barang serta
pertimbangan untuk penentuan tarif jasa angkutan.
d. Untuk
mengembangkan pasar baru serta penemuan sumber sumber bahan baku.
Material
Handling dan Transportasi
Pengertian material handling merupakan kegiatan
mengangkat, mengangkut, dan meletakkan bahan bahan dan barang barang dengan
menggunakan alat transportasi.
Dalam material handling yang harus diperhatikan
adalah peralatan (alat angkut) yang digunakan alat mekanis atau nin mekanis.
Tujuan utama dari material handling ialah memindahkan barang dari satu titik ke
titik lain dengan biaya minimum tanpa ada pengulangan (delay) untuk
pengangkutan tersebut
Adapun
jenis alat material handling yang digunakan terdiri dari :
1. Ban
berjalan (conveyor), dipakai dalam pabrik untuk proses produksi.
2. Derek
(crane)
3. Forklift
4. Kereta
Api
5. Truk
6. Container
(transtanier)
7. chasis/Trailer
8. Top
Loader
Sejalan dengan kemajuan teknologi angkutan dewasa
ini untuk pengiriman barang banyak digunakan peti kemas (container) terutama
pelayanan.
Dokumen
Angkutan
Dalam pengiriman barang dibutuhkan beberapa dokumen
dalam pengangkutan yang disebut transportation ducuments.
Dibawah
ini diberikan beberapa contoh dokumen dalam transportasi
1. Dokumen
pengiriman barang
Suatu
perusahaan ekspedisi yang melaksanakan pengiriman barang menggunakan shipment
documents sebagai bukti bagi penerima barang nantinya, bahwa barang barang
tersebut telah diangkut oleh perusahaan ekspedisi.
2. Surat
muatan (Bill of Lading)
Di
dalam bill of lading diadakan kontrak barang barang yang diangkut, hal mana
sipengirim barang akan menyerahkan kepada sipenerima atas dasar perjanjian yang
telah dibuat.
Ada
pun tujuan daripada bill of lading ialah :
a. Si
penerima akan menerima barang dalam kondisi baik.
b. Pengangkutan
berdasar isi kontrak yang telah dibuat.
c. Semua
transaksi dalam pengangkutan dijelaskan dalam perjanjian.
3. Dokumen
bagi manajemen
Ada
beberapa jenis manajemen dokumen yaitu :
a. Kontrak
Dalam kontrak
dijelaskan jangka waktu, dan asal/tujuan pengiriman barang
b. Tarif
Untuk angkutan
harus jelas tarif yang dihitung untuk pengangkutan tersebut.
c. Polis
asuransi
Selama dalam
perjalanan barang barang yang diangkut diasuransikan terdiri dari :
v Asuransi
atas kerugian barang
v Asuransi
atas kerusakan barang barang
d. Biaya
biaya/cost
Dalam pengangkutan
yang diperhitungkan adalah biaya uang tambang.
e. Cif
(cost insurance and freight)
Selama dalam
pengangkutan yang diperhitungkan adalah biaya, asuransi dan uang tambang.
f. Franco
gudang
Artinya si
pengirim/si penjual barang hanya bertanggung jawab atas barang sampai masuk ke
dalam gudang.
g. Manifest
Yaitu surat muatan yang
dibawa oleh nahkoda kapal memuat seluruh barang barang dan penumpang yang
diangkut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Transportasi dapat diberi definisi sebagai usaha dan
kegiatan mengangkut atau membawa barang dan/atau penumpang dari suatu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan alat/moda transportasi. Transportasi dapat
diklasifikasikan menurut macam atau moda atau jenisnya (modes of
transportations) yang dapat ditinjau dari segi barang yang diangkut, dari segi
geografis transportasi itu berlangsung dan dari sudut tekhnik dan serta alat
angkutnya
Manfaat dari adanya transportasi dapat dibagi dalam
dua bagian yaitu: Nilai guna tempat (Place Utility) dan Nilai guna waktu (Time
Utility)
Transportasi memiliki beberapa unsur-unsur, yaitu:
Adanya muatan yang diangkut, Tersedianya kendaraan sebagai alat angkut, Adanya
jalan yang dapat dilalui oleh alat angkut tersebut, Ada muatan yang diangkut, Ada
terminal asal dan terminal tujuan, Sumber daya manusia dan organisasi atau
manajemen yang menggerakkan kegiatan transportasi tersebut.
Perkembangan teknologi sarana transportasi
berlangsung secara evolusi melalui beberapa tahapan pertumbahan sebagai
berikut:
a. Tahap
immobilitas dan masyarakat tradisional, pada masa ini kegiatan pengangkutan
masih terbatas dan hubungan keluar daerah belum ada.
b. Tahap
perbaikan sarana transportasi dan pertumbuhan perdagangan, yang ditandai
tumbuhnya kegiatan perdagangan dimasyarakat.
c. Tahap
menuju stabilitas dan tingkat hidup yang lebih tinggudicapai setelah dimulainya
atau setelah mekanisasi alat transportasi yang sejalan dengan tumbuhnya
kegiatan industri dimasyarakat.
d. Tahap
motorisasi, hal ini ditandai dengan bertambahnya ketergantungan masyarakat pada
angkutan motor, seperti truk, kapal motor, pesawat terbang dan sebagainya.
e. Tahap
peningkatan teknologi motorisasi seperti teknologi penerbangan dan teknologi
kapal-kapal cepat dan sebagainya, merup kan penaklukan perbedaan jarak dan
disertai peningkatan.
B.
Saran
Untuk memajukan transportasi berbagai moda di
Indonesia, pemerintah harus menaruh perhatian besar pada pembangunan
infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu yang tak
kalah penting adalah terus berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan
infrastruktur-infrastruktur tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.shvoong.com/business-management/technology-operations-management/2350031-pengertian-transportasi-menurut-para-ahli/
(diunduh tanggal 2/10/13 pukul 19.00)
(diunduh tanggal
2/10/13 pukul 19.00)
(diunduh tanggal
2/10/13 pukul 19.30)
(diunduh tanggal
2/10/13 pukul 19.35)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar